Fisika
Semester
1
Blog
: adiwarsito
Posisi titik materi dapat
dinyatakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suatu bidang datar
maupun dalam bidang ruang.
Vektor yang dipergunakan
untuk menentukan posisi disebut VEKTOR POSISI yang ditulis dalam Vektor satuan.
VEKTOR SATUAN.
/ / = / / = / / = 1
adalah vektor satuan pada sumbu x.
adalah vektor satuan pada sumbyu
y.
adalah vektor satuan pada sumbu z.
POSISI TITIK MATERI PADA SUATU BIDANG
DATAR.
Posisi titik materi ini
dapat dinyatakan dengan : = x + y
Contoh : = 5 + 3
Panjang r
ditulis / / = / 0A /
/ / =
=
= satuan
POSISI TITIK MATERI PADA SUATU RUANG.
Posisi titik materi ini
dapat dinyatakan dengan : = x + y + z
Contoh : = 4 + 3 + 2
Panjang vektor
ditulis / /
/ / =
=
= satuan
KECEPATAN SUATU TITIK MATERI.
Gerakan titik materi
secara keseluruhan dapat diamati jika posisinya setiap saat diketahui. Seberapa
cepat letak titik materi itu berubah setiap saat disebut : KECEPATAN .
PERHATIKAN.
Titik materi yang bergerak
dari A yang posisinya 1 pada saat t1, ke titik B yang
posisinya 2 pada saat t2.
Vektor perpindahannya dan
selang waktu yang dipergunakan titik materi untuk bergerak dari A ke B adalah
Kecepatan rata-rata didefinisikan :
Pada persamaan di atas
tampak bahwa kecepatan rata-rata tidak tergantung pada lintasan titik materi,
tetapi tergantung dari posisi awal ( ) dan posisi
akhir (). Jika ingin diketahui kecepatan titik materi pada suatu
saat misal saat titik materi berada di antara A dan B, digunakan kecepatan
sesaat.
Kecepatan sesaat didefinisikan :
Secara matematis ditulis sebagai :
Jadi kecepatan sesaat
merupakan turunan pertama dari posisi terhadap waktu (t)
Besarnya kecepatan disebut
dengan laju
Laju didefinisikan sebagai :
Laju dapat pula berarti
panjang lintasan dibagi waktu yang bersangkutan.
Nilai dari komponen
kecepatan sesaat dari suatu titik materi dapat dilihat dari kemiringan
grafik yang dibentuk oleh komponen posisi ( r ) terhadap waktu ( t ).
Persamaan kecepatan sesaat
dari grafik di samping di dapat :
v1
= tg a1
v2
= tg a2
Makin besar derajat kemiringannya
makin besar pula harga kecepatannya.
Posisi dari suatu titik
materi yang bergerak merupakan fungsi waktu, oleh karena itu, vektor posisi dapat ditulis
sebagai = ( t ) artinya merupakan
fungsi waktu ( t ).
Kecepatan titik materi
pada sebuah bidang datar/ruang dapat ditulis :
X, Y, Z merupakan fungsi
dari waktu.
Sebaliknya untuk
menentukan posisi titik materi jika diketahui fungsi kecepatannya maka dapat
diselesaikan dengan INTEGRAL ( kebalikan dari deferensial ).
Contoh :
v(t) = 2 t
+ 5 m/det
maka persamaan posisi
titik materi tersebut adalah ......
=
=
t 2 + 5 t
+ C meter
Dengan C adalah suatu
konstanta.
Harga C dicari dengan
suatu syarat batas tertentu, misalnya :
t = 0 (t) = 0 maka harga C dapat dihitung C = 0
PERCEPATAN
Kecepatan titik materi
dapat berubah-ubah setiap saat baik besar, atau arah, ataupun kedua-duanya yang
disebabkan oleh karena adanya percepatan yang dialami oleh titik
materi tersebut.
Jika pada saat t1
kecepatan v1 dan pada saat t2 kecepatannya v2,
percepatan rata-ratanya dalam selang waktu
D t = t 2 -t 1 didefinisikan sebagai :
Percepatan sesaatnya :
Percepatan merupakan
tutunan pertama dari kecepatan terhadap waktu (t) atau turunan kedua dari
posisi terhadap waktu (t).
Kecepatan sesaat dari
suatu titik materi dapat dilihat dari kemiringan komponen grafik kecepatan (v)
terhadap waktu (t).
dari grafik di samping
besar percepatan sesaat :
a 1 =
tg a 1
a 2
= tg a 2
Percepatan dalam arah masing-masing sumbu dalam
bidang/ruang dapat dituliskan sebagai :
Sebaliknya untuk
menentukan kecepatan dari grafik fungsi percepatan terhadap waktu dengan cara mengintegralkan
:
KESIMPULAN
:
Posisi titik materi,
kecepatan dan percepatan merupakan besaran vektor, sehingga dapat dinyatakan
dengan VEKTOR SATUAN.
POSISI
KECEPATAN
PERCEPATAN
Semester 2
Blog : adiwarsito
Pendahuluan.
Dalam cabang ilmu fisika
kita mengenal MEKANIKA.
Mekanika ini dibagi dalam
3 cabang ilmu yaitu :
a.
KINEMATIKA = Ilmu gerak
Ilmu yang mempelajari gerak tanpa mengindahkan penyebabnya.
b.
DINAMIKA = Ilmu gaya
Ilmu yang mempelajari gerak dan gaya-gaya penyebabnya.
c.
STATIKA = Ilmu keseimbangan
Ilmu yang
mempelajari tentang keseimbangan benda.
Untuk cabang kinematika
dan dinamika sudah dipelajari dikelas satu dan dua. Pada bab ini kita akan membahas
mengenai STATIKA. dan benda-benda
yang ditinjau pada bab ini dianggap sebagai benda tegar.
Definisi-definisi yang harus dipahami
pada statika.
a.
Keseimbangan / benda seimbang artinya :
Benda dalam keadaan diam atau pusat massanya bergerak dengan
kecepatan tetap.
b.
Benda tegar : adalah suatu benda yang tidak berubah bentuk
bila diberi gaya luar.
c.
Partikel : adalah benda dengan ukuran yang dapat diabaikan,
sehingga benda dapat
digambarkan sebagai titik dan gerak yang dialami hanyalah gerak
translasi.
Momen gaya : adalah kemampuan suatu gaya untuk dapat
menyebabkan gerakan rotasi.
Besarnya MOMEN GAYA terhadap suatu
titik sama dengan perkalian gaya dengan lengan momen. = d . F
= momen gaya
d = lengan
momen
F = gaya
Lengan momen : adalah
panjang garis yang ditarik dari titik poros sampai memotong tegak lurus garis
kerja gaya.
Perjanjian tanda untuk MOMEN GAYA.
* Momen gaya yang searah jarum jam bertanda POSITIF.
* Momen gaya yang berlawanan arah jarum jam
bertanda NEGATIF.
g.
Koppel : adalah dua gaya yang sama besar tetapi berlawanan
arah dan memiliki garis-garis kerja yang berbeda.
Momen koppel
terhadap semua titik sama besar, yaitu : F . d
h.
Pasangan gaya aksi - reaksi.
W1
= Gaya berat balok W2
= Gaya berat tali
Balok
digantung dalam keadaan diam pada tali vertikal.
gaya W1
dan T1 bukanlah pasangan aksi - reaksi, meskipun besarnya sama,
berlawanan arah dan segaris kerja.
Sedangkan yang
merupakan pasangan aksi - reaksi.
Macam - macam Keseimbangan.
Ada 3 macam keseimbangan,
yaitu :
a.
Keseimbangan translasi apabila benda tak mempunyai percepatan
linier ( a = 0 )
F = 0
dapat diurai
ke sumbu x dan y
Fx = 0 dan Fy = 0
Fx = Resultan gaya pada komponen sumbu x.
Fy = Resultan gaya pada komponen sumbu y.
Benda yang
mempunyai persyaratan tersebut mungkin :
- Diam
- Bergerak
lurus beraturan.
b.
Keseimbangan rotasi, apabila benda tidak memiliki percepatan
anguler atau benda tidak berputar ( = 0 )
= 0
Benda yang
mempunyai persyaratan tersebut mungkin :
- Diam
- Bergerak
melingkar beraturan.
c.
Keseimbangan translasi dan rotasi, apabila benda mempunyai
kedua syarat keseimbangan yaitu :
F = 0
= 0
Dari macam-macam
keseimbangan yang telah kita ketahui tersebut maka dapat diperjelas denga
uraian berikut ini tentang :
SYARAT-SYARAT
SEBUAH BENDA DALAM KEADAAN SETIMBANG/DIAM.
a.
Jika pada sebuah benda bekerja satu gaya F.
Syarat
setimbang :
Pada garis
kerja gaya F itu harus diberi gaya F’ yang besarnya sama dengan gaya F itu
tetapi arahnya berlawanan.
b.
Jika pada benda bekerja gaya-gaya yang terletak pada satu
bidang datar dan garis kerjanya melalui satu titik.
Syarat
setimbang :
1. Gaya
resultanya harus sama dengan nol.
2. Kalau
dengan pertolongan sumbu-sumbu x dan y, haruslah :
Fx = 0 ; Fy = 0
c.
Jika pada sebuah benda bekerja gaya-gaya yang tidak terletak
pada satu bidang datar tetapi garis-garis kerjanya melalui satu titik.
Syarat
setimbang :
Dengan
pertolongan sumbu-sumbu x, y dan z, haruslah :
Fx = 0 ; Fy = 0 ; Fz = 0
d.
Jika pada sebuah benda bekerja gaya-gaya yang tidak terletak
pada satu bidang datar tetapi garis-garis kerjanya tidak melalui satu titik.
Syarat
setimbang :
Dengan
pertolongan sumbu-sumbu x dan y, haruslah :
Fx = 0 ; Fy = 0 ; l = 0
Momen
gaya-gaya boleh diambil terhadap sebarang titik pada bidang gaya-gaya itu. (
titik tersebut kita pilih sedemikian hingga memudahkan kita dalam menyelesaikan
soal-soal )
* Perpindahan
sebuah gaya kesuatu titik yang lain akan menimbulkan suatu koppel.
Keseimbangan Stabil, Labil dan Indiferen
( Netral )
Pada benda yang diam (
Statis ) kita mengenal 3 macam keseimbangan benda statis, yaitu :
a. Stabil ( mantap / tetap
)
b. Labil ( goyah / tidak
tetap )
c. Indiferen ( sebarang /
netral )
Contoh-contoh :
1.
Untuk benda yang digantung.
Keseimbangan
stabil :
apabila gaya yang diberikan padanya dihilangkan. Maka ia akan kedudukan semula.
Sebuah papan
empat persegi panjang digantungkan pada sebuah sumbu mendatar di P ( sumbu tegak
lurus papan ). Titik berat Z dari papan terletak vertikal di bawah titik
gantung P, sehingga papan dalam keadaan ini setimbang stabil. Jika ujung A
papan di putar sedikit sehingga titik beratnya semula ( Z ), maka kalau papan
dilepaskan ia akan berputar kembali kekeseimbangannya semula.
Hal ini
disebabkan karena adanya suatu koppel dengan gaya berat G dan gaya tegangan
tali T yang berputar kekanan. ( G = N ), sehingga papan tersebut kembali
kekeseimbangannya semula yaitu seimbang stabil.
Keseimbangan
labil :
Apabila gaya yang diberikan padanya dihilangkan, maka ia tidak akan dapat
kembali ke kedudukan semula.
Kalau titik
gantung P tadi sekarang berada vertikal di bawah titik berat Z maka papan dalam
keadaan seimbang labil Kalau ujung A papan diputar sedikit naik kekiri
sehingga titik beratnya sekarang ( Z’ ) di bawah titik beratnya semula ( Z ),
maka kalau papan dilepaskan ia akan berputar turun ke bawah, sehingga akhirnya
titik beratnya akan berada vertikal di bawah titik gantung P. Hal ini
disebabkan karena adanya suatu koppel dengan gaya berat G dan gaya tekanan (
tegangan tali ) T yang berputar kekiri ( G = T ), sehingga papan turun ke bawah
dan tidak kembali lagi kekeseimbangannya semula.
Keseimbangan
indiferen
: Apabila gaya yang diberikan padanya dihilangkan, maka ia akan berada dalam
keadaan keseimbangan, tetapi di tempat yang berlainan.
Kalau titik
gantung P tadi sekarang berimpit dengan titik berat Z, maka papan dalam keadaan
ini setimbang indiferen. Kalau ujung A papan di putar naik, maka gaya berat G
dan gaya tekanan T akan tetap pada satu garis lurus seperti semula ( tidak
terjadi koppel ) sehingga papan di putar bagaimanapun juga ia akan tetap
seimbang pada kedudukannya yang baru.
2.
Untuk benda yang berada di atas bidang datar.
Keseimbangan
stabil :
Sebuah pararel
epipedum siku-siku ( balok ) diletakkan di atas bidang datar, maka ia dalam
keadaan ini seimbang stabil, gaya berat G dan gaya tekanan N yang masing-masing
bertitik tangkap di Z ( titik berat balok ) dan di A terletak pada satu garis
lurus. Kalau balok tersebut diputar naik sedikit dengan rusuk B sebagai sumbu
perputarannya, maka gaya tekanan N akan pindah ke B, dan dalam keadaan ini akan
pindah ke B, dan dalam keadan ini akan timbul suatu koppel dengan gaya-gaya G
dan N yang berputar ke kanan ( G = N ) sehingga balok tersebut kembali
keseimbangannya semula yaitu seimbang stabil.
Keseimbangan
labil :
Sebuah pararel epipedum miring ( balok miring ) yang bidang diagonalnya AB
tegak lurus pada bidang alasnya diletakkan diatas bidang datar, maka ia dalam
keadaan ini setimbang labil, gaya berat G dan gaya tekanan N yang masing-masing
melalui rusuk B dari balok tersebut terletak pada satu garis lurus.
Titik tangkap
gaya tekanan N ada pada rusuk N. Kalau balok tersebut diputar naik sedikit
dengan rusuk B sebagai sumbu putarnya, maka gaya tekanan N yang berputar kekiri
( G = N ), sehingga balok tersebut akan turun kebawah dan tidak kembali lagi kekeseimbangannya
semula.
Keseimbangan
indiferen
: Sebuah bola diletakkan diatas bidang datar ia dalam keadaan ini seimbang
indiferen.
Kalau bola
dipindah / diputar, maka gaya berat G dan gaya tekanan N akan tetap pada satu
garis lurus seperti semula ( tidak terjadi koppel ), sehingga bola berpindah /
berputar bagaimanapun juga ia akan tetap seimbang pada kedudukan yang baru.
Kesimpulan.
Dari contoh-contoh di atas
dapat disimpulkan :
a.
Kalau sebuah benda yang dalam keadaan seimbang stabil
diadakan perubahan kecil, maka titik berat benda tersebut akan naik. ( sehingga
timbul koppel )
b.
Kalau pada sebuah benda yang dalam keadaan seimbang labil
diadakan perubahan kecil, maka titik berat benda tersebut akan turun. (
sehingga timbul koppel )
c.
Kalau pada sebuah benda yang dalam keadaan setimbang
indiferen diadakan perubahan kecil, maka titik berat benda tersebut akan tetap
sama tingginya seperti semula. (sehingga tidak timbul koppel).
Jenis gaya-gaya yang menyebabkan sebuah
benda/benda seimbang.
GAYA
LUAR ( gaya aksi )
GAYA
-
GAYA
DALAM ( gaya reaksi )
-
gaya tekanan / gaya tarikan
-
gaya sendi / engsel
-
gaya tegangan tali
-
gaya gesekan / geseran.
Gaya- gaya tersebut akan
di bahas masing-masing dalam contoh-contoh latihan soal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar